FIFO (First In First Out) dan LIFO (Last In First Out) beserta contoh
FIFO merupakan singkatan dari First in first out atau dalam bahasa
Indonesia, Pertama masuk pertama keluar yang berarti bahwa persediaan
yang pertama kali masuk itulah yang pertama kali dicatat sebagai barang
yang dijual.
Ketika metode penilaian persediaan FIFO digunakan selama periode
inflasi atau kenaikan harga-harga secara umum, biaya unit yang lebih
awal akan lebih rendah dibandingkan dengan biaya unit paling akhir. Oleh karena itu metode FIFO akan menghasilkan laba kotor yang lebih tinggi. Akan tetapi, persediaan perlu diganti dengan harga yang lebih tinggi daripada yang ditunjukkan oleh HPP (harga pokok penjualan). Kenyataannya,
neraca akan melaporkan persediaan akhir pada nilai yang kurang lebih
sama dengan biaya penggantian atau biaya untuk membeli barang persediaan
sejenis saat ini. Ketika tingkat inflasi mencapai dua digit,
seperti yang pernah terjadi pada tahun 1970 an di Amerika Serikat, laba
kotor yang tinggi yang dihasilkan dari penggunaan metode FIFO sering
disebut laba persediaan atau laba ilusi. Sebaliknya, selama periode deflasi atau penurunan harga-harga secara umum, pengaruhnya adalah kebalikannya.
LIFO merupakan singkatan dari Last in first out atau dalam bahasa Indonesia, Terakhir masuk pertama keluar yang berarti bahwa persediaan yang terakhir masuk adalah barang yang pertama kali dicatat sebagai barang yang dijual. Sejak tahun 1970-an, perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat memilih untuk menggunakan sistem LIFO untuk mengurangi pajak pada saat terjadi inflasi. Saat metode penilaian persediaan LIFO digunakan, sisa biaya persediaan pada akhir periode berasal dari biaya perolehan paling awal.
Metode LIFO akan menghasilkan jumlah yang lebih tinggi untuk HPP (Harga Pokok Penjualan) dan
jumlah yang lebih rendah untuk laba kotor dan jumlah yang lebih rendah
untuk persediaan akhir, dibandingkan dengan metode yang lain. Alasan pengaruh ini adalah biaya peroehan unit yang paling akhir kurang lebih sama dengan biaya penggantiannya. Dalam periode inflasi, biaya unit yang lebih baru akan lebih tinggi dibandingkan dengan harga unit yang lebih awal.Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa metode LIFO nyaris berhasil membandingkan biaya saat ini dengan pendapataan saat ini (matching current costs against current revenues). Selama periode kenaikan harga-harga, metode LIFO menawarkan penghematan dalam pajak penghasilan. Karena melaporkan jumlah laba bersih yang lebih rendah dibandingkan metode FIFO dan biaya rata-rata.
Contoh :
PT. Saburai melakukan perlakuan (pembelian, penjualan) persediaan pada tahun 2018 adalah sebagai berikut.
Tanggal |
Keterangan |
Kuantitas |
Harga |
||
2 |
Jan |
Persediaan awal |
200 unit |
Rp. 9.000 |
|
10 |
Maret |
Pembelian |
300 unit |
Rp.10.000 |
|
5 |
April |
Penjualan |
200 unit |
Rp.15.000 |
|
7 |
Mei |
Penjualan |
100 unit |
Rp.15.000 |
|
21 |
Sept |
Pembelian |
400 unit |
Rp.11.000 |
|
18 |
Nov |
Pembelian |
100 unit |
Rp.12.000 |
|
20 |
Nov |
Penjualan |
200 unit |
Rp.17.000 |
|
10 |
Des |
Penjualan |
200 unit |
Rp.18.000 |
|
Hitunglah nilai persediaan akhir Sistem perpetual dengan metode FIFO, LIFO
Jawab:
Komentar
Posting Komentar